Jumat, 26 April 2013

Imago Dei


Allah menciptakan manusia menurut gambar rupa-Nya (demuth tselem). Sebagai ciptaan, manusia merupakan mahluk yang diciptakan Allah dengan tangan-Nya dengan sempurna pada hari keenam. Manusia tidak pernah setara dengan binatang, hewan, tumbuhan dan benda-benda di seluruh alam semesta. Karena itu manusia diberikan mandat oleh Allah untuk berkeluarga dan bekerja memelihara serta menaklukkan bumi. Posisi manusia berada di atas alam atau tuan atas bumi ini. Sebagai ciptaan, manusia harus tunduk mutlak kepada Allah dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Karena itu sudah selayaknya setiap orang memiliki kesadaran untuk bersandar kepada Pencipta dan tidak mengandalkan dirinya untuk mengelola bumi ini. Manusia hanya dapat hidup di dalam kedaulatan Allah yang berkuasa memelihara karya-Nya.


Allah menciptakan manusia sebagai mahluk pribadi. Manusia merupakan mahluk yang diberikan pengetahuan dasar untuk menyadari akan identitas diri dan Pencipta. Manusia diberikan sifat kebenaran untuk melaksanakan rencana kehendak Allah di bumi ini secara baik dan adil. Manusia merupakan mahluk moral yang diberikan sifat kekudusan untuk menjalankan kehidupan yang suci, kudus, dan mulia. Karena itu, manusia memiliki kemampuan untuk mengenal Allah dan berkomunikasi dengan-Nya. Hal yang normal dan wajar, apabila seseorang hidup dalam hubungan yang intim dan pribadi dengan Allah. Sebagai mahluk pribadi, manusia memiliki akal, kemauan dan afeksi untuk mewujudkan keberadaanya.
Allah menciptakan manusia dengan tujuan kekal, yakni memuliakan Allah dan menikmati-Nya. Seluruh aspek dan kegiatan manusia bersifat spiritual. Karena manusia diciptakan Allah dengan karakter mulia dan agung, sama seperti Allah yang maha mulia. Sebab itu apa pun yang dipikirkan, diperbuat dan di hasilkan dalam bentuk apa pun hanya memiliki satu tujuan, yakni memuliakan Allah dan menikmati-Nya. Kepemilikan dan pemanfaatan materi dan benda-benda ciptaan Allah bukanlah sebagai tujuan dari keberadaan manusia di bumi ini. Karena itu manusia tidak diperkenankan Allah menghambakan diri kepada materi atau benda-benda atau ciptaan lainnya.

Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang terdiri atas tubuh dari debu tanah dan roh dari nafas Allah. Kedua unsur manusia tersebut tidak terpisahkan, tetapi dapat dibedakan. Ada unsur materi dan ada unsur rohani, keduanya menyatu mewujudkan identitas mahluk manusia di bumi ini. Binatang dan tumbuhan merupakan mahluk yang tidak memiliki roh. Demikian juga benda-benda lain di bumi ini dan segala isinya. Hanya manusia yang diciptakan Allah disebut sebagai mahluk rohani. Sebagai mahluk rohani, manusia memiliki sifat kekekalan. Manusia tidak akan lenyap seperti benda-benda atau habis seperti binatang atau tumbuhan. Karena itu manusia bertanggung jawab akan apa yang telah dilakukannya di dalam kekekalan.

Allah memelihara manusia yang diciptakan-Nya. Seluruh isi bumi diperuntukkan untuk kepentingan manusia. Karena itu manusia merupakan mahkota dari seluruh ciptaan di bumi ini. Sedangkan ciptaan lain, hewan, tumbuhan dan benda-benda merupakan sarana dan alat bagi manusia untuk memuliakan Allah dan menikmati-Nya. Allah memelihara manusia secara langsung atau tidak langsung melalui ciptaan lainnya di seluruh jagad raya ini. Pemeliharaan Allah melampaui ruang dan waktu yang dijalani manusia di dalam sejarah. Pemeliharan Pencipta atas ciptaan-Nya dari sejak awal alam semesta ini ada sampai dengan akhir zaman. Bahkan pemeliharaan Allah bersifat kekal dan tidak berubah menurut kasih karunia-Nya.

Betapa berharga dan bernilainya Saudara bagi Allah, Karena itu gunakanlah kesempatan yang dikaruniakan Allah untuk tunduk kepada-Nya secara total dan berkarya secara optimal bagi kemuliaan nama-Nya. Demikianlah keadaan manusia seharusnya, tetapi fakta menyatakan akan kejatuhan manusia dalam dosa kepada Allah.

Roedy Silitonga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar