Rabu, 03 April 2013

Natur dan Pribadi Allah





Presaposisi Alkitab diawali dengan pengenalan akan adanya Allah. Kita tidak memperdebatkan akan keberadaan Allah. Kitab Kejadian dimulai dengan "Padamulanya Allah menciptakan langit dan bumi (Kej. 1:1)." Kita yakin dan percaya akan keberadaan Pencipta semesta alam. Namun, persoalan yang sekarang banyak dipertanyakan orang Kristen dan di luar Kristen ialah siapakah Allah di dalam Alkitab?


Perjanjian Lama menuliskan akan Allah dengan sebutan Elohim, YHWH, dan Adonai secara progresiv dan berkesinambungan bagi umat Tuhan, khususnya bagi Israel waktu itu. Ketiga sebutan dan panggilan serta pengungkapan akan siapa Allah dituliskan oleh para penulis (misalnya, Musa) berdasarkan inspirasi Allah. Kita percaya bahwa pengetahuan manusia akan Allah dapat diperoleh berdasarkan penyataan Allah sendiri bagi manusia, khususnya melalui Alkitab. Pembelajaran kita akan kata "Kita" (Kej. 1:26-27, dll) dan kata "Esa" (Ul. 6:4) memberikan gambaran secara tegas akan ke-Esa-an Allah dan sekaligus bukan hanya satu pribadi. Perjanjian Lama secara tegas dan konsisten mengenai ke-Esa-an Allah dan secara tersirat menjelaskan tentang personalitas-Nya. Kita membaca akan adanya Allah, Roh Allah dan bahkan mengenai "Allah dan Manusia" dalam pergumulan Yakub di Pniel sebelum Yakum berjumpa dengan Esau paska keluar dari rumah Laban. Demikianlah kita mendapati akan Allah, yang Mutlak dan Personal di dalam ke-Maha-an-Nya dan ke-dekat-an-Nya.

Perjanjian Baru menuliskan dan memperkenalkan akan ke-Esa-an Allah dan Tiga Pribadi. Injil Matius dengan lugas dan gamblang menuliskan akan ke-Esa-an dan Tiga Pribadi. Misalnya dalam inkarnasi Kristus yang menyatakan secara jelas perbedaan antara Anak Allah yang inkarnasi dan dikandung oleh Roh Kudus di dalam kandungan Maria; Konnfirmasi Bapa dan kehadiran Roh Kudus sewaktu Kristus di baptis di sungai Yordan; dan ketika Kristus memberi perintah kepada para murid supaya membaptis murid yang dimuridkan murid menjadi murid Kristus di dalam Nama (Esa) Bapa, Anak, Roh Kudus (Tiga Pribadi). Dalam Injil Yohanes, Tuhan Yesus menjelaskan akan keberadaan diri-Nya, Bapa, dan Roh Kudus dari awal sampai akhir. Paulus dalam surat-suratnya pun menyatakan secara tegas akan Tiga Pribadi yang disembah orang Kristen.

Ketiga Pribadi, setara sehakekat dalam ke-Allah-an-Nya. Bapa, Anak, Roh Kudus adalah Pencipta, Pemelihara, Penebus dan Penghibur bagi umat-Nya sepanjang sejarah. Ketiga-Nya yang Esa, tidak ada yang lain seperti Allah. Dalam pelaksanaan keselamatan, Bapa merencanakan, Anak mengerjakan melalui inkarnasi, kematian-kebangkitan, dan Roh Kudus berkarya melahirkan kembali. Ketiga-Nya yang bekerja sampai sekarang dan nyata ke-Maha-an-Nya dan ke-dekat-an-Nya.

Satu Natur Tiga Pribadi tidak akan ada analogi dan padanan yang dapat ditemukan di dalam seluruh ciptaan Allah. Semakin mencari analogi, semakin terlihat dan nampaklah keterbatasan dan kelemahan manusia. Kita harus menyadari bahwa manusia adalah ciptaan yang terbatas dan telah berdosa; Allah adalah Pencipta, yang tidak terbatas dan kudus. Apa yang dituliskan dalam Alkitab secara terbuka bagi manusia merupakan sumber akan pengenalan akan Allah.

Roedy Silitonga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar