Jumat, 26 April 2013

Mandat Budaya


Allah menciptakan manusia menurut gambar rupa-Nya dan Allah memberikan mandat-Nya untuk dilaksanakan manusia di bumi ini secara tepat dan benar!

Kej 1:27  Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Kej 1:28  Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 

Firman Tuhan menjelaskan mandat yang manusia harus lakukan di bumi ini

"Beranak-cucu dan bertambah banyak" Allah menghendaki manusia untuk berkeluarga. Lembaga pertama yang didirikan Allah di bumi ini, yakni keluarga. Lembaga ini diawali dari hubungan pribadi antara laki-laki dan perempuan yang diberkati Allah. Artinya Allah menolak model keluarga duniawi, seperti laki-laki dan laki-laki atau perempuan dan perempuan. Hanya pasangan laki-laki dan perempuan yang layak diberkati Allah untuk menjadi keluarga yang berkenan kepada-Nya. Allah menghendaki melalui keluarga ini, manusia akan menerima anak dan cucu dari Allah; bahkan melalui keluarga, manusia akan bertambah banyak membentuk komunitasnya atau kelompoknya atau masyarakat. Keluarga merupakan inti dari suatu kelompok masyarakat, seterusnya bangsa merupakan keseluruhan dari kehidupan keluarga dan bangsa.

Karena itu peran penting pendidikan keluarga dan kehidupan spiritual sebuah keluarga akan mempengaruhi kehidupan spiritual masyarakat dan bangsa. Apabila nilai-nilai rohani dan kehidupan iman di dalam keluarga telah mengalami kegagalan atau kekacauan, maka akan ada kekacauan di dalam masyarakat atau bangsa. Di dalam keluarga terdiri atas ayah (suami) dan ibu (istri) dan anak-anak yang memiliki ordo (urutan) yang tetap dan tidak boleh diubah. Suami sebagai kepala keluarga, Ibu sebagai pandamping dan juga dapat mewakili suami mendidik anak-anaknya, dan anak-anak menghormati orangtuanya.

"Penuhilah bumi dan taklukkanlah itu" Allah menghendaki manusia mendiami bumi secara merata di segala tempat. Namun manusia belum memenuhi bumi dengan baik dan tepat. Data menunjukkan bahwa masih ada ratusan atau mungkin ribuan pulau yang belum dihuni manusia dan bahkan belum dikuasai. Allah menempatkan manusia menjadi raja atas bumi ini agar manusia dapat merefleksikan keberadaannya di bumi ini dengan tepat. Manusia diberi kuasa untuk menaklukkan bumi ini bagi kemuliaan Allah. Manusia mewakili Allah sebagai pekerja-Nya di bumi. Allah lah Pemilik bumi ini dan segala isinya.

Manusia dikaruniakan akal, kemauan dan afeksi sebagai mahluk berpribadi untuk mengelola dan memelihara bumi dan segala isinya. Prasarana dan sarana telah disediakan Allah bagi manusia untuk memanfaatkan sumberdaya alam untuk melanjutkan hidup dan kehidupannya. Ada perkembangan dan pertumbuhan yang signifikan di dalam pengelolaan sumberdaya alam. Kemajuan teknologi dan sains serta pertumbuhan penduduk bumi yang seolah-olah tidak berhenti. Namun manusia harus memperhatikan aspek lain dari tanggung jawab pengelolaan sumberdaya alam, yakni pemeliharaannya.

Manusia tidak hanya mengelola dan memelihara sumberdaya alam hanya untuk hari ini bagi generasinya saja. Manusia harus bertanggung jawab untuk pemeliharaan sumberdaya alam bagi generasi berikutnya dari masa ke masa. Karena itu penemuan sains dan juga peradaban manusia seharusnya merujuk pada kebutuhan masa depan generasi berikutnya.

Mandat Allah ini akan dituntut pertanggung jawabannya dari manusia, baik di dalam hidupnya di bumi ini dan juga pada waktu akhir zaman. Karena itu, anak-anak Allah haruslah dilatih dan memperlengkapi diri agar dapat melaksanakan mandat Allah seumur hidupnya. Landasan satu-satunya untuk pelaksanaan mandat Allah ini ialah hidup takut akan Tuhan dan bersandar sepenuhnya kepada Dia yang berdaulat atas hidup ini.

Roedy Silitonga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar